Solusi Mengurangi Anak Putus Sekolah Wajib Belajar 9 Tahun
Oleh
Fendik Setyawan
PLS-UM
Fendik Setyawan
PLS-UM
Pendidikan
merupakan tiang pucang kebudayaan dan fondasi utama untuk membangun
peradaban sebuah bangsa. Arti penting kesadaran pendidikan menentukan
kualitas kesejahteraan sosial lahir batin masa depan. Pendidikan
memiliki peranan strategis menyiapkan generasi berkualitas untuk
kepentingan masa depan.
“Pendidikan
sebagai salah satu kunci penting dalam proses perkembangan untuk
memajukan suatu bangsa dapat dikatakan demikian manakala tingkat
pendidikan suatu negara dikatakan tinggi, setidaknya peradaban dan
pola pikir masyarakat di negara tersebut haruslah tinggi pula”[1].
Dirasakan atau tidak, pendidikan merupakan faktor penting dalam
memartabatkan negara maupun meningkatkan kemajuan secara majemuk sebuah
negara. Tanpa pendidikan, kemajuan sebuah bangsa akan semakin pudar
tergerus oleh maraknya perkembangan zaman yang menuntut pemahaman
keilmuan yang satu-satunya jalan adalah dengan meningkatkan taraf
pendidikan tersebut.
Rendahnya tingkat dan kesadaran akan pentingnya pendidikan di Indonesia
merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi pemerintah guna
memajukan peradaban dan tingkat kehidupan yang lebih baik dan mandiri.
Rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia mendorong timbulnya berbagai
permasalahan sosial yang kian hari semakin meresahkan bangsa Indonesia.
Salah satu faktor yang dapat menjadi tolak ukur rendahnya tingkat
pendidikan di Indonesia adalah tingginya angka putus sekolah anak usia
produktif (usia sekolah). Selain tingginya angka putus sekolah,
rendahnya minat anak bahkan orang tua untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dirasakan masih sangat kurang.
Adapun satu hal pokok di atas dapat menjadi satu alasan betapa rendahnya
tingkat pendidikan di Indonesia yang memang bila ditelaah lebih
mendalam bukan hanya pemerintah saja yang perlu berpikir jauh, namun
masyarakat dan tentunya para orang tua harus memahami benar betapa
pentingnya pendidikan untuk bekal hidup maupun sebagai anggota dalam
sistem tatanan masyarakat yang berbangsa dan bernegara.
Kelangsungan hidup bangsa kedepan berada ditangan anak-anak dimasa
sekarang. Jika menginginkan kesenangan dimasa yang akan datang maka anak
juga memperoleh haknya dimasa sekarang. Misalnya tempat bermain,
pendidikan, jaminan kesehatan, dan lain sebagainya. Sebagai perwujudan
rasa tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa. Anak merupakan
bagian dari generasi muda, penerus cita-cita, dan perjuangan bangsa.
Disamping itu, anak merupakan sumber daya manusia yang perlu mendapatkan
perhatian dan perlindungan dari berbagai ancaman dan gangguan agar
supaya hak-haknya tidak terabaikan.[2]..
Pada
kenyataan dimasyarakat tidak semua kebutuhan untuk anak terpenuhi. Salah
satunya dibidang pendidikan. Didalam pendidikan Terdapat banyak anak
putus sekolah (formal). Keadaan lingkungan yang kurang mendukung,
ekonomi, geografi, sosial ekonomi menjadi faktor penyebab anak putus
sekolah. Putus sekolah bukan merupakan salah satu permasalahan
pendidikan yang tak pernah berakhir. Masalah ini telah berakar dan sulit
untuk dipecahkan.
Data Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional
menunjukkan jumlah anak putus sekolah di Indonesia terus meningkat
setiap tahunnya. Pada tahun 2006 jumlahnya 899.786 anak. Setahun
kemudian bertambah sekitar 20 % menjadi 899.986 anak. dari jumlah
penduduk kelompok sekolah yang bersekolah 55,318,077 anak.
Upaya
pencegahan dilakukan pemerintah. Diantaranya dengan Mengamati,
memperhatikan permasalahan-permasalahan anak. permasalahan anak secara
internal mencangkup Tidak ada motivasi diri, Malas untuk pergi sekolah
karena merasa minder, Tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan
sekolahnya. Menyadarkan orang tua tentang pentingnya pendidikan demi menjamin masa depan anak serta memberikan motivasi belajar kepada anak.
Motivasi
merupakan keadaan internal seseorang yang mendorong orang tersebut
untuk melakukan sesuatu. Tidak hanya itu, motivasi juga berkaitan dengan
dengan keseimbangan atau equilibrium yaitu upaya untuk dapat membuat
diri memadai dalam menjalani hidup[3].
Pembelajaran
akan bisa berjalan lancar jika diiringi motivasi yang berkelanjutan.
Memberikan motivasi secara bertahap dan terus-menerus sangat diperlukan.
Penekanan ini ditujukan untuk orang tua. Orang tua bertanggung jawab
penuh atas kebutuhan yang diperlukan oleh anak. untuk mengembangkan
anak, membutuhkan partisipasi secara menyeluruh dari orang tua. Karena
dengan adanya partisipasi orang tua untuk memberikan dorongan belajar
anak, akan menumbuhkan semangat belajar.
Karya ilmiah ini berjudul “Solusi mengurangi anak putus sekolah wajib belajar 9 tahun”judul ini signifikan untuk dibahas karena melihat permasalahan belum tuntasnya putus sekolah di Negara ini. Peran pendidikan luar sekolah sangat diperlukan. Untuk membantu menyeleseikan masalah putus sekolah.
ISI LENGKAP SILAHKAN BUKA DISINI Solusi Mengurangi Anak Putus Sekolah Wajib Belajar 9 Tahun
NB. Copy paste atau sekedar baca silahkan tinggalkan kementar Anda pada kotak di bawah
terimakasih
terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar